Ketidakmampuan
Mungkin ini merupakan pengalaman yang menarik dapat berkunjung ke kepulauan seribu khususnya ke pualu harapan dan pulau kelapa. Disini saya akan mengemukakan pendapat saya mengenai pulau harapan, yg saya alami selama 11 hari dari tanggal 13-23 september 2017, selama disana.
Antara lain kurang nya kesadaran masyarakat mengenai berbagai aspek, baik dari penjagaan ekosistem terumbuk karang di taman konserfasi, sebagai contoh masih banyaknya orang yg melakukan snorkeling di daerah taman konservasi tanpa pengawasan orang yg ahli, apalagi penyelam masih dikategorikan sebagai pemula, mungkin ini akan menjadi bahan evaluasi untuk kedepannya.
Lalu masih banyaknya orang yg membuang sampah sembarangan, apalagi system pengolahan sampah seperti plastik yg belum terlaksana dengan benar, entah karena alat yangtidak berfungsi, atau kurang nya pengetahuan dari petugas tentang pengolahan sampah atau mungkin dari Sumber Daya Masyarakatnya, sayangnya kemarin saya tidak memfokuskan dalam pengolahan sampah, yg jelas masih banyak yg harus diperbaiki dengan sistem pengolahan sampah.
Masalah pembuangan limbah cair, yang seharusnya diolah terlebih dahulu, karena yangditakutkan akan merusak ekosistem yg telah ada, apalagi membuang limbah B3 kedalam airlaut, mungkin ini hal yang sepele, namun mungkin akan berdampak, sebagai contoh air lautdi bibir pantai sudah berubah warnanya menjadi kehitaman, dewasa ini masih terlihat jernih walau ada sebagian bibir pantai yang menghitam, kalau kedepan nya, mungkin waktu yangakan menjawabnya.
Masalah TNKS, kurang nya perhatian TNKS terhadap ekspedisi nusantara jaya, yg saya dapat infonya, seharusnya kita tidak dibiarkan tinggal dimana saja, dengan pengawasan yg cukup dibilang kurang diawasi, apalagi saat kita akan melaksanakan program seperti penanaman mangruf dan transplantasi karang, kita dituntut untuk memfasilitasi itu, padahalitu seharusnya itu bukan menjadi tanggungan pihak kami, kenapa tidak, kami harus membayar untuk membeli bibit pohon mangruf, yang notaben nya untuk keperluan pihak kepulauan seribu, kalau hanya untuk dokumentasi laporan pertaggungjawaban saja rasanya tidak perlu, disini kami didelegasikan untuk keperluan sumber daya manusia, bukan sumber daya uang, ya mungkin ink salah satu keluh kesah saya selama disana.
Mengenai Air, air disana masi tergolong kurang baik, kenapa karena air di sana masi mengandung garam atau bahkan di pulau kelapa seperti memindahkan air laut kedalam rumah warga, karena rasanya yang asin, hal sepele yang lumrah disana, namun begitu penting dampak nya, mengapa tidak, air menjadi sumber kebutuhan nomer satu disana, dengan iklim panas membuat orang sangat membutuhkan air, apalagi air tawar, komponen air tawar merupakan bahan langkan dan mahal harganya disana, berbeda dengan di jawayang mayoritas air tawar terdapat dimana mana, orang menghambur hamburkan air, tetapi beda halnya dengan kehidupan di pulau, mungkin nanti akan dikaji lebih dalam mengenai sistem pengolahan air, karena itu merupakan bahan pokok, kebutuhan primer yg wajib adanya disana, karena air asin dapat menimbulkan banyak penyakit bila dipergunakan terus menerus.
Pendidikan, pendidikan di sana sudah tergolong modern, namun kurang nya informasi dari pusat membuat mereka menjadi sekolah terbelakang, apalagi informasi tentang perguruan tinggi, kurang menyeluruhnya info disana, banyak anak pulau yg menggantungka. Hidup disana, bukan karena mereka terlalu cinta akan kampung halaman nya, tapi mereka terpaksa, dan sebagian takut untuk melangkah keluar pulau untuk menempuh jenjang yang lebih tinggi, itu dapat menjadi koreksian untuk pihak kementerian pendidikan agar lebih mengayomi anak di pulau
Untuk pemerintahan nya, saya mendengar keluh kesah dari masyarakat disana, yang ada mereka menyayangkan sistem yang telah ada, mengapa tidak, kerajaan dinasti disana masih menjamur, seperti bila adanya pelatihan hanya dilakukan oleh orang yg notaben nya orang itu saja, belum lagi didapatkan informasi bahwa banyak dari anggota keluarga yang bekerja di satu instansi,seperti keluarga dalam kantor pemerintahan, saya sendiri tidak banyak mengetahui soal pemerintahan, namun hanya itu yang masyarakat keluhkan saat itu, lalu kurang keterbukaan masalah dana dan anggaran yang ada di kelurahan, masyarakat sendiri kurang mengetahui lurahnya senidiri, mungkin itu dapat menjadi bahan koreksian.
Mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila banyaj kekurangan.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Comments
Post a Comment